Menyukai Kontras Warna Instrumen dan Vokal


Bulan silam, kami – saya, bung Didi Satelito bertandang kerumah bung Sudharta, beliau berdomisisli di Bandung, memiliki usaha mapan di bidang sepeda motor.  Dan di rumahnya yang sejuk ada dua kamar untuk hiburan elektronik. Ruang pertama berisi perangkat audio high end dan ruang kedua berisi perangkat home theater high end.  Yang kali ini kami liput adalah ruang untuk menyimak musik audio stereo high end.

 

Kontras Warna

Sudharta, orang yang rendah hati ini mengaku tak paham soal audio, Cuma buat menikmati music saja.  Namun setelah digali ternyata dia memiliki pengetahuan yang baik untuk sistem audio.  Menurutnya, dia menyukai system dengan kontras warna suara yang nyata.  Ibaratnya antara setiap instrument nyata bedanya juga antara setiap vocal penyanyi berbeda nyata.  Untuk itu dia memilih amplifier Jadis dan loudspeaker Wilson Audio Alexia II .  Ini pilihan yang tepat sebab Wilson Audio Alexia II  adalah speaker merepropuksi suara yang kental kontras warnanya. Ibarat lukisan, Wison Audio adalah van Goh yang menyukai kontras warna antara bunga matahari kuning meletak dengan daun hijau dan langit biru kelam.  Bukan hanya di mid dan treble – ternyata Wilson Audio juga baik untuk kontras warna daerah low note (bass) padahal daerah bass adalah yang tersulit untuk mendapatkan kontras warna.

Berikut ini adalah perangkat tata suara milik Sudharta yang kami pakai untuk menyimak musik.

boks


  • Source audio digital : dCS Vivaldi Apex
  • Source audio analog : turntable SME 30 Mk2
  • Pre amplifier : Jadis JP 200 + catudaya (2 set)
  • Power amplifier : Jadis JA 200 + catudaya (2 set)
  • Speaker : Wilson Audio Alexia II     (1 set).

Seperti biasa kami memulainya dengan penjelasan dari perangkat yang dipakai untuk uji dengar.   Oleh karena kami menggunakan source digital maka kami tidak menjelaskan source analog

 

dCS Vivaldi Apex

Vivaldi Apex dijual per paket yang terdiri dari CD/SACD Player, DAC, Up sampler dan Master Clock. Dalam satu paket ada keempat unit barang tadi.  Urutan sistem audio dimulai dari i-pad yang terkonek ke TIDAL,  untuk kemudian keluaran ipad diproses oleh Vivaldi Apex up sampler.  Keluaran up sampler berupa audio digital HD  yang diteruskan ke Vivaldi Apex DAC untuk dijadikan sinyal analog berpresesi tinggi.  Agar supaya clock tiap komponen seragam sinkron, maka dibutuhkan Master Clock yang akan menyalurkan referensi clock ke up sampler dan DAC.  Dengan cara ini maka error tidak banyak terjadi membuat musik analog lebih pure, lebih musical, dan lebih bersih dari noise.

 

Pre Amp Jadis JP 200

Pre amp ini konstruksi mono blok. Setiap kanal terdiri satu pre amp + satu catu daya.  Artinya dalam konstruksi stereo ada empat unit.  Pre amplifier tabung ini siap untuk phono MC dan MM.  Bagian catu daya tersusun trafo dan regulator. Bagian pre amp tersusun atas penguat tabung 12AX7 + 6N2 + 6P14 atau ekivalennya 6N4 + EL84 + 6H2n.  Memiliki desah rendah karena memakai catudaya terpisah dan cross talk sangat kecil karena menggunakan platform mono blok.

 

Power Amp Jadis JA 200

Power amplifier tabung dengan daya sembur 160 Watts/kanal (dalam mode kelas A) dan 200 Watts/kanal (dalam mode kelas AB) dengan tabung KT150. JA-200 juga dalam konstruksi mono blok.  Setiap kanal tersusun atas power amp tabung + catu daya.  Jadi ada empat unit untuk sistem stereo.Dengan demikian maka cross talk sangat kecil.  Setiap kanal (L dan R) terpisah mutlak.

 

Speaker Wilson Audio Alexia II

Speaker 3 jalur ini tersusun atas woofer konuskarton 8” dan 10”, midrange konus 7”. Dan tweeter kubahsutera 1”.  Berbeda dari kebanyakan pabrikan speaker yang menggunakan materi membrane yang serba modern (logam, sandwitch, berlian), Wilson Audio malah memakai bahan konvensional karton dan sutera, namun inilah yang terbaik kata mereka.  Bagian kabinet tweeter dan kabinet mid dapat diatur arah tembaknya agar diperoleh waktu tiba yang pas. Tanggapan frekuensi: 19Hz-32 kHz kepekaan 89 dB/W/m.

 

Uji Dengar

Dalam ruang dengar milik bung Sudharta kami lakukan uji dengar dengan memakai sejumlah album CD.  Dari perangkat set dCS Vivaldi Apex kami putar album Tsai Ching . Vokal Tsai Ching penyanyi asal Taiwan yang mengalun dalam membawakan lagu Mandarin membuatnya disukai audiophile. Tersimak kalau stereo image system ini termasuk mapan – tidak mudah goyah walau kita mengubah posisi kepala beberapa cm. Jelas keberadaan posisi penyanyi  – jelas pula keberadaan posisi instrument, nyata separasinya. Namun demikian stereo imagenya belum berbentuk holographic, mungkin diperlukan bantuan perangkat akustik.  Saya suka timbre cymbal yang direpro oleh tweeter kubah sutera. Bunyi ketukan cymbal menghasilkan bunyi  treble yang memiliki “body”, tidak asal “ngecrik”.  Bunyi  tempaan snar drum nyata sekali bunyi kulitnya. Inilah keistimewaan speaker Wilson – nyata kontras warna instrument musik. Kemudian kami ganti album dengan“Voice of Lan Lan”. Entah mengapa terakhir ini saya kasmaran dengan vokal Lan Lan yang rada sexy itu. Rekamannya cukup bagus.   Bunyi piano direpro oleh speaker ini memiliki body, berbadangitu.  Ini lagu berbahasa Mandarin yang enak disimak. Keistimewaan lain dari speaker Wilson Audio adalah kontras warna setiap instrument bass tersimak jelas bedanya. Padahal region bass adalah yang paling sulit karena ada factor badabas (kegemukan) menutupi detil bass. Barangkali karena Wilson memakai dua woofer (8” dan 10”).  Woofer 8” untuk mereproduksi bass yang lebih light dan gesit. Sedang woofer 10” untuk mereproduksi bass yang lebih berat.  Keduanya saling mengisi memenuhi kebutuhan bass yang rinci. Bersama sejumlah album lain kami uji kemampuan tata suara ini .  Antara lain dari album Norah Jones, dan Smoke Kings.  Dari pengujian dengan banyak sumber album audio, maka kami ketahui kalau tata suara ini jago di bidang kontras warna instrument musik dan vokal. Rupanya pilihan perangkat audio bung Sudharta sangat sesuai dengan apa yang diinginkannya.

inset


“Namun demikian stereo imagenya belum berbentuk Holographic, mungkin diperlukan bantuan perangkat akustik.”

Komentar di matikan